'Ngurusin' Badan- Overthinking

Berat badanku akhirnya turun juga, walaupun hanya setengah kilo.  Menurunkan setengah kilo saja rasanya sudah hampir mati.  Baiklah, mungkin aku terlalu berlebihan.  Setidaknya bukan mati, tapi nyaris semaput.

Kalian tahu?  Usaha apa saja yang sudah kulakukan demi menurunkan berat yang tadinya 90kg menjadi 89.5kg ini?

Pertama, aku lari pagi.  Ya, meskipun baru kulakukan dua hari yang lalu, dan itu pun karena tetanggaku yang kece badai kulihat sedang siap-siap lari pagi.  Melihat itu, aku langsung tunggang langgang ke kamar mencari baju trainingku yang layak pakai, dan sepatu olahragaku yang sudah teronggok lama di dapur.

Tapi, sumpah!  Aku tidak akan mau mengikutinya lari pagi lagi.  Jarak larinya hampir seperti lomba lari maraton.  Aku tidak sanggup, dan malah jadi jauh lebih lapar dari sebelumnya.  Tiap beberapa meter aku mampir di abang-abang tukang makanan, lalu membeli es buah, gorengan dan lain-lain.

Ngomong-ngomong, dia sudah kutawari, tapi tetap tidak mau.  Akhirnya, kumakan saja semuanya sendiri. 
Apakah dia takut akan jadi gendut seperti aku?  Pasti di dalam hati dia menghinaku yang gemuk, dan berpikir seharusnya aku melakukan usaha yang jauh lebih berat seperti berlatih berenang di Nusa Kambangan, ikut latihan militer, dll.
Ya, aku tahu memang semua pria seperti itu.  Aku dapat melihat tatapan meremehkan dari mata Aa Donih.  Aku jadi membencinya.  Aku sudah menetapkan hati, tidak akan ngecengin dia lagi. 

Oke, baiklah, lupakan Aa Donih.
Usaha aku selanjutnya agar mendapatkan tubuh seindah Happy Salma yaitu minum susu diet.  Aku sudah menduga ini pun akan gagal.  Susu 300 gram ini malah habis hanya dalam waktu tiga hari, karena aku memakannya tanpa diseduh air sebagai camilanku nonton tivi.

Kemudian cara ketiga adalah makan seimbang dan berpuasa.  Namun, ibuku malah membuatku galau tingkat dewa.
Setelah aku hampir pingsan karena puasa daudku, yang tersedia untuk buka puasa hari ini hanyalah nasi goreng kambing.  Aku tidak tahu harus bagaimana menghadapi dunia yang bagai tidak berpihak padaku.

Nasi goreng kambing.  Ini adalah akhir dari dunia.  Aku harus menyantapnya, atau berbuka dengan air putih saja?  Jika aku menyantapnya, beratku yang sudah dengan susah payah turun setengah kilo ini pasti akan naik lagi berlipat-lipat.

Akan tetapi, jika aku hanya minum air putih saja, besok pagi, mungkin aku sudah ditemukan tidak bernyawa di atas kasur, dan beberapa hari kemudian masuk ke dalam salah satu berita kriminal yang kemudian ditonton oleh tetanggaku yang sok kece itu.
Apa yang harus aku lakukaaaaaan!

Komentar

Postingan Populer