Be With Those Who Bring Out the Best in You!

Penulis.  Waaow!  Sejak kecil saya selalu terobsesi dengan kata yang satu itu.  Saya tumbuh dengan bacaan-bacaan yang cukup bermutu.  Saya juga bersyukur bahwa saya tumbuh di masa yang penuh dengan bacaan fiksi penuh hikmah.

Penulis itu luar biasa.  Kok mereka bisa menulis kata-kata yang meliuk-liuk kayak gitu, kok mereka tahu banyak sih tentang dunia, kok bisa yah mereka mendeskripsikan kondisi fisik seseorang dengan detail juga memainkan karakternya sampai saya membayangkannya bahkan sampai naksir, kok bisa ya para penulis mengaduk-aduk emosi saya.  Bikin ngakak, bikin nyengir, bikin nangis, bikin bete dengan tingkah tokoh antagonis.  Penulis itu kereeen banget!

Saya menyukai tulisan, saya menyukai novel, dan saya suka baca.  Buku bacaan apapun akan saya lahap saat saya masih SD sampai SMP.   Kumpulan cerpen maupun novel lingkar pena, cerita bersambung di majalah Annida atau Ummi, liputan tentang kondisi palestina di Sabili, artikel di majalah Saya Anak Shaleh, kisah-kisah kriminal karya John Grisham, juga Harry Potter, dll.  Apapun.  Bahkan karya sastra lama seperti ‘Belenggu’ pun saya suka.

Namun, saat itu, saya baru sampai ke tahap mengagumi karya orang, karena pada waktu itu, jeleknya, saya berpikir mungkin saya tidak punya bakat untuk menulis.  Meskipun begitu, di sela-sela waktu luang saya tetap menulis cerita fiksi sebagai hobi saya.  Sebatas menulis fiksi penggemar mengenai idol-idol Jepang yang saya sukai, yang kemudian di baca teman-teman dekat. 

Pada saat saya melanjutkan ke SMA, saya sempat lupa dengan hobi menulis.   Saya juga tidak begitu banyak membaca.  Saya terlalu sibuk untuk mengejar nilai, saya sibuk belajar agar tidak dibilang bodoh di kelas, saya juga sibuk presentasi di depan kelas hanya untuk mendapatkan nilai bagus.  Namun, saya lupa sama sekali dengan hobi dan idealisme.  Saya terkungkung.  Pengetahuan saya sebatas buku pelajaran saja.

Selepas SMA, saya diterima di sebuah universitas negeri di Jakarta dengan jurusan bahasa Jepang.  Di masa inilah, saya kembali dikelilingi orang-orang yang hobi membaca, menulis, juga punya daya imajinasi!  Saya beruntung karena  Allah seperti memberikan saya fasilitas berupa teman-teman kreatif yang gak kehabisan stok imajinasi juga mimpi haha! 

Sekarang saya berpikir, jika saya tidak masuk ke universitas tersebut, bisa jadi saya tidak akan pernah bertemu dengan makhluk-makhluk menyenangkan seperti mereka.  Bisa jadi kehidupan masa kuliah saya akan berjalan membosankan?  Alhamdulillah saya telah dipertemukan dengan mereka melalui jurusan dan hobi yang sama. 

Pada masa itulah, kerinduan saya akan menulis kembali menggeliat.  Saya menulis fiksi bergilir bersama mereka, sehingga jadilah dua buah karya fiksi bergilir (yang awalnya saya pikir tulisan itu akan jadi kisah fiksi tanpa akhir XD).  Meskipun isinya cukup ngawur dan hanya untuk konsumsi pribadi, tapi saya bangga dengan hasil karya ratusan halaman kami itu.  Bisa dikatakan itu merupakan masa paling menyenangkan dalam hidup saya.

Kemudian kami setelah lulus universitas, kami disibukkan dengan pekerjaan kami masing-masing.  Meskipun begitu, kami tetap jalan bareng, sesekali berkumpul, bercengkrama di Whatsapp, dll.  Dan bersama mereka tidak akan membuat saya lupa dengan mimpi dan cita-cita.  Agak menyesali kenapa tidak sejak dulu saya mengasah hobi menulis.  Namun, belum terlalu terlambat bagi saya untuk memulai. 

Melalui mereka pula saya diperkenalkan dengan teman-teman OWOP yang membuat semangat menulis semakin tinggi.  Ini merupakan hal yang patut disyukuri.  Bersama mereka, membuat saya ingin mengeluarkan sisi terbaik saya.  Karena itu, Kawan, be with those who bring out the best in you!

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer