Menilik Fenomena Pilpres 2014
Pemilihan Presiden RI untuk periode 2014-2019 hanya tinggal beberapa hari lagi. Semua masyarakat Indonesia dari berbagai kalangan
mungkin sedang sibuk mempersiapkan diri dan menata hati untuk berpartisipasi pada puncak acara pesta demokrasi ini.
Ya, tentu saja memilih lebih baik memang,
ketimbang golput.
Terlepas dari siapa presiden yang didukung, siapa yang akan
Anda pilih, siapa yang akan menang sebagai presiden RI nanti, saya ingin
berkomentar sedikit mengenai fenomena Pilpres 2014 ini. Pilpres 2014 ini menurut saya adalah pilpres
paling seru sekaligus paling kocak sepanjang sepenglihatan saya dari mulai
tahun 2004 sampai sekarang saya sudah ABG *ditabok*.
Tapi, yang seru dan
kocak itu bukan calon-calon presidennya, melainkan pendukungnya. Relawan presiden yang kadang saking fanatik
akutnya sampai membuat artikel-artikel delusional demi mengkampanyekan calon
jagoannya dengan pandangan yang sangat subyektif dan tidak ilmiah sama
sekali. Lain kali, ada pula yang
melakukan kampanye-kampanye hitam yang belum tentu sahih kebenarannya, kemudian
ribut, berceloteh sendiri dengan track
record buruk capres lawan. Ada juga
abege yang ingin ikutan eksis menyindir keras capres lain tentang satu kejadian
yang terkait dengan capres lawan, padahal pada saat peristiwa itu terjadi dia
beloman lahir. Ada pula yang marah dan
jadi emosional dengan melemparkan makian kasar di sosial media karena merasa
capres pujaannya ‘dihina’ oleh teman facebook-nya. Katanya juga sih..., ada yang
persahabatannya jadi rusak karena pilpres 2014 *tepok jidat Fadjroel*.
Saya jadi prihatin. Ini
kok ya jadi pada gini. Yang disoroti
jadinya bukan kemaslahatan masyarakat dan nasib bangsa, jadi malah mementingkan
ego masing-masing, merasa harga dirinya terluka, merasa ingin membela
kehormatan masing-masing..., padahal ini untuk pilpres loh kawan-kawan, bukan
sedang tawuran yang kerap terjadi hanya karena ejekan sepele atau lihat badge
sekolah yang beda. Pakailah cara yang
sedikit lebih elit dan intelek untuk menunjukkan bahwa capres yang kalian bela
itu bermartabat. Paling tidak, dalam
menangkis kampanye-kampanye hitam pakailah cara yang santun bukan dengan kata
makian yang keluar makhluk-makhluk kebun binatang yang imut.
Saudaraku yang budiman *ala mario teguh*, sungguh saya amat
sangat muak jika membuka timeline saya penuh dengan spam-spam ‘perang saudara’
semacam itu. Karena saya terlalu malas
untuk meng-hidden akun-akun Anda
tersebut, saya harap Anda bisa mengerti
agar bisa bersikap lebih bijak dan kalem.
Saya berharap, tanggal keramat 9 Juli segera berlalu dengan damai. Semoga tidak ada keributan dan tindakan anarkis lagi, saat ada yang
harus kalah. Agak ngeri juga ya, karena
pada masa kampanye saja sudah kelotokan dan mendidih seperti itu, apalagi nanti jika
ada yang harus kalah.
Ayo lebih cermat dan cerdas dalam memilih, jangan lupa ditengah doa-doa
kalian tentang jodoh, selipkanlah doa untuk kebaikan bangsa kita, untuk
pemimpin terpilih nanti agar diberikan hidayah oleh Allah.
Demi Tuhan...
CEPATLAH BERLALU PILPRES 2014!
Besok besok, akan segera berakhir Saa, tahan tahan yaaaaa... wakaka
BalasHapusSmoga lantjar!
daaan hasilnya baru keluar tanggal 22~
BalasHapuspenderitaan belum berakhir~~ LOL