Who's The Real Terorist?
Mengikuti jejak negara tetangganya, Mesir, rakyat Libya melakukan pemberontakan terhadap rezim yang telah bertahan selama 41 tahun. Libya menjadi kancah konflik. Bagaikan bom waktu, rakyat di sana sudah tidak tahan dengan sikap otoriter sang pemimpin Libya-Moammar Khadafi-.
Lalu, seperti biasa, beberapa waktu kemudian, dengan gaya sok heroik, bak pahlawan kesiangan, negara yang seringkali mengobral kata-kata perdamaian, dan sangat paranoid sekaligus mem-favoritkan kata 'teroris' -Amerika-, langsung melakukan invansi terhadap Libya dengan rudal-rudal mereka. Atas alasan apa teman-teman?
" Demi menyelamatkan warga sipil dari rezim Presiden Libya Moammar Khadafy“ para agressor itu berdalih.
Oh yeah? Semudah itukah kita percaya alasan mereka? Terus gimana dengan rudal-rudal yang mereka pakai, yang mampu membunuh ribuan rakyat sipil yang tidak bersalah di sana?
Apa benar invansi mereka membawa manfaat bagi Libya? Apa benar aksi campur tangan Amerika ini berguna untuk rakyat Libya?
Kita tentunya telah belajar dari sejarah, kita lihat nasib saudara-saudara kita di Afghanistan dan Irak pasca invansi Amerika? Apa yang mereka dapatkan? Konflik selesai? Happy Ending? Sama sekali nggak, melainkan penderitaan dan konflik berkepanjangan yang mereka alami. Sumber daya mereka pun pada akhirnya dikuasai oleh negara adidaya yang munafik itu.
Nah, dari pengalaman sejarah itu, nalar kita bisa jalan. Dalam rangka apakah Amerika melakukan invansi ke Libya? Benar-benar atas dasar ingin mewujudkan perdamaian di sana? Benar-benar atas alasan ingin melindungi rakyat Libya? Masyarakat awam kayak saya pun bisa membaca kelakuan mereka.
Libya adalah negara yang memiliki potensi kekayaan minyak bumi di dalam tanah mereka. Amerika dan negara-negara sekutunya saat ini sedang mengalami kelesuan ekonomi dan krisis energi. Makanya, Amerika mencari-cari alasan untuk bisa mengendalikan sumber-sumber energi Libya, yang merupakan salah satu negara penghasil minyak dunia.
So, Superman, Spiderman, Batman dan segudang superhero imajiner laennya, tolong ya berantas teroris-teroris sesungguhnya yang ada di negeri kalian...
Lalu, seperti biasa, beberapa waktu kemudian, dengan gaya sok heroik, bak pahlawan kesiangan, negara yang seringkali mengobral kata-kata perdamaian, dan sangat paranoid sekaligus mem-favoritkan kata 'teroris' -Amerika-, langsung melakukan invansi terhadap Libya dengan rudal-rudal mereka. Atas alasan apa teman-teman?
" Demi menyelamatkan warga sipil dari rezim Presiden Libya Moammar Khadafy“ para agressor itu berdalih.
Oh yeah? Semudah itukah kita percaya alasan mereka? Terus gimana dengan rudal-rudal yang mereka pakai, yang mampu membunuh ribuan rakyat sipil yang tidak bersalah di sana?
Apa benar invansi mereka membawa manfaat bagi Libya? Apa benar aksi campur tangan Amerika ini berguna untuk rakyat Libya?
Kita tentunya telah belajar dari sejarah, kita lihat nasib saudara-saudara kita di Afghanistan dan Irak pasca invansi Amerika? Apa yang mereka dapatkan? Konflik selesai? Happy Ending? Sama sekali nggak, melainkan penderitaan dan konflik berkepanjangan yang mereka alami. Sumber daya mereka pun pada akhirnya dikuasai oleh negara adidaya yang munafik itu.
Nah, dari pengalaman sejarah itu, nalar kita bisa jalan. Dalam rangka apakah Amerika melakukan invansi ke Libya? Benar-benar atas dasar ingin mewujudkan perdamaian di sana? Benar-benar atas alasan ingin melindungi rakyat Libya? Masyarakat awam kayak saya pun bisa membaca kelakuan mereka.
Libya adalah negara yang memiliki potensi kekayaan minyak bumi di dalam tanah mereka. Amerika dan negara-negara sekutunya saat ini sedang mengalami kelesuan ekonomi dan krisis energi. Makanya, Amerika mencari-cari alasan untuk bisa mengendalikan sumber-sumber energi Libya, yang merupakan salah satu negara penghasil minyak dunia.
So, Superman, Spiderman, Batman dan segudang superhero imajiner laennya, tolong ya berantas teroris-teroris sesungguhnya yang ada di negeri kalian...
Komentar
Posting Komentar